Pencak Silat,
SH Terate,
Wejangan
Pegang Teguh Prinsip Bertarung Yang SH Terate Ajarkan Ini
Prinsip dan Semboyan Bertarung ala SH Terate - Sudah menjadi pemahaman umum bahwa SH Terate merupakan suatu organisasi Beladiri yang mengusung gerak langkah dari Pencak Silat.
Sudah barang lumrah jika setiap orang yang mengetahuinya akan menyimpulkan kalau orang yang berlatih SH Terate ya bisa bertarung (jawa:gelut). Akan tetapi bagi kita para anggotanya pasti sudah paham betul bahwa apa yang diajarkan di SH Terate itu lebih dari hanya sekedar berlatih beladiri saja.
Sudah barang lumrah jika setiap orang yang mengetahuinya akan menyimpulkan kalau orang yang berlatih SH Terate ya bisa bertarung (jawa:gelut). Akan tetapi bagi kita para anggotanya pasti sudah paham betul bahwa apa yang diajarkan di SH Terate itu lebih dari hanya sekedar berlatih beladiri saja.
Beladiri berarti kemampuan untuk membela, melindungi dan menjaga diri sendiri dari ancaman-ancaman musuh. Kemampun beladiri dapat disebut sebagai alat untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Akan tetapi, arti beladiri menurut saya bukan melulu tentang bertarung secara fisik, melainkan setiap kemampuan pada diri yang dapat menyelesaikan permasalahan yang datang baik secara lisan, kekuasaan maupun hal lainnya.
Akan tetapi, arti beladiri menurut saya bukan melulu tentang bertarung secara fisik, melainkan setiap kemampuan pada diri yang dapat menyelesaikan permasalahan yang datang baik secara lisan, kekuasaan maupun hal lainnya.
Berbicara tentang beladiri dan bertarung, SH Terate telah mengajarkan berbagai prinsip yang harus kita pegang teguh dalam membela diri, diantaranya:
Prinsip Membela Diri Ala SH Terate
1. 3 NGA (Ngalah, Ngalih & Ngamuk)
Ngalah
Ngalah, maksudnya jika datang musuh menyerang atau menghadapi permasalahan yang tidak terkait dengan prinsip dan harga diri, maka mengalah adalah salah satu jalan yang baik.
Ngalih
Ngalih, artinya menghindar. Jika datang musuh menyerang atau menghadapi permasalahan yang tidak terkait dengan prinsip dan harga diri, maka cobalah untuk menghindar. Menghindar bukan berarti lari dari suatu permasalahan, melainkan salah satu jalan agar tidak timbul masalah yang lebih besar.
Ngamuk
Ngamuk. Terakhir setelah ngalah dan ngalih kita lakukan, tapi tetap saja diserang, maka kita harus maju dan melawan. Karena mungkin memang itulah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan.2. Pantang Menyerang Dahulu
Ki Ageng Soerodiwiryo ngendika:"Wong sing ora gelem nyerang dhisik akeh slamete tinimbang cilakane" artinya, orang yang tidak mau menyerang terlebih dahulu lebih banyak selamat daripada celakanya.Artilek lain : Riwayat Singkat Ki Ageng Soerodiwiryo
Menurut beliau, orang yang hendak menyerang terlebih dahulu itu seumpama bisa dibaca hatinya pasti berkata "orang ini akan saya hancurkan". Sedangkan orang yang akan dihancurkannya itu adalah kepunyaan Gusti Allah, maka sudah pasti Allah tidak akan mengijinkan milik-Nya dihancurkan.
Selain dari beberapa prinsip tersebut, para sesepuh juga mengajarkan semboyan-semboyan dalam menghadapi musuh, seperti :
Cik tak ocak acik, mrico polo tak anggo dakon.. karepku tak gawe becik, den tinompo olo monggoke mawon.
Artinya, jika niat baik yang kita lakukan dan haturkan untuk orang lain, tapi tidak diterima dengan baik ya sudah, terserah saja. Kalau mengaitkan dengan hal duniawi, tidak ada untung dan tidak ada ruginya bagi kita jika niatan baik kita diterima ataupun ditolak. Berbeda jika mengaitkan dengan hal ukhrawi, baik diterima ataupun tidak niatan baik kita, maka kita sudah dapat pahala dari Allah.
Cilik ora kurang bakal, gedhe ora turah bakal. Kewan gelut kalah gedhe kalah gelute, nanging menungso gelut kalah gedhe durung temtu kalah gelute, sebab menungso duwe akal lan pikiran.
Artinya, kecil ataupun besarnya ukuran tubuh manusia, tidak menjadi jaminan akan menang atau kalah dalam pertarungan, berbeda dengan hewan, karena manusia punya akal dan fikiran, menggunakan tekhnik bertarung yang baik, efektif dan mematikan.
Musuh jangan dicari, bila bertemu jangan lari. Kita tidak menginginkan pedang yang bermerah darah (kemarahan), bila ada tak gentar menghadapinya.Berdasarkan Berani karena Benar, takut karena salah.
0 komentar