Pencak Silat,
Sejarah PSHT,
SH Terate
RM. Imam Koesoepangat Sang Pandhita Wesi Kuning
RM. Imam Koesoepangat adalah sosok sesepuh, pejuang, pengembang dan saksi sejarah perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
RM. Imam Koesoepangat mendapat julukan yang sangat dikenal dikalangan Warga PSHT dengan julukan Pandhita Wesi Kuning.
Namun sebelum membahasnya lebih jauh, mari kita tilik dahulu sejarah dan riwayat hidup RM. Imam Koesoepangat sejak masa beliau kecil hingga menjadi sosok penting dalam Persaudaraan Setia Hati Terate.
Menilik Masa Kecil RM. Imam Koesoepangat
RM. Imam Koesoepangat lebih akrab dikenal dengan nama "Ario", yakni panggilan kesayangan dari keluarganya. Beliau sejak kecil sudah terkenal sebagai anak yang jujur dan pemberani. Terbukti dengan kebiasaannya membela dan menolong teman-temannya dalam kesusahan.
RM. Imam Koesoepangat hidup dalam asuhan kedua orang tua beliau yakni RM. Ambar Koesensi Ayahanda beliau dan RA. Koesmiatun Ambar Koesmiatun Ibunda beliau. Beliau diasuh bersama para saudaranya yakni RM. Imam Koesoenarto, RM. Imam Koesenomihardjo, RM Imam Koeskartono dan RM. Abdullah Koesnowidjodjo. RM. Imam Koesoepangat dan keluarga menjalani suka duka kehidupan bersama menempati tempat tinggal milik kakek beliau di daerah kabupaten Madiun.
Semasa RM. Imam Koesoepangat berusia 13 tahun, saat itu beliau duduk dikelas 5 SD (SDN Indrakila Madiun) beliau mendapatkan musibah yang terbilang berat, yakni wafatnya Ayahanda Beliau pada tanggal 15 maret 1951. Hal ini menjadi pukulan yang sangat berat bagi sosok RM. Imam Koesoepangat kecil, karena pada usia semuda ini beliau masih sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian seorang ayah.
Hari-hari selanjutnya, RM. Imam Koesoepangat jalani bersama asuhan Ibunda tercinta, RA. Koesmiatun Ambar Koesmiatun. Ibunda RM. Imam Koesoepangat merupakan sosok yang selalu memberikan petuah-petuah luhur kehidupan kepada beliau, mulai dari tatakrama manembah (Bertaqwa kepada Tuhan YME), tatakrama pergaulan, budi luhur hingga dongeng-dongeng kepahlawanan yag tentunya mengandung pelajaran hidup.
Benih luhur yang di tanamkan ibundanya itu lambat laun mampu mengendap dan mengakar di dalam jiwa RM. Imam Koesoepangat. Perhatianya terhadap nilai-nilai budi luhur kian mekar bagai bunga terate di tengah telaga.
Semenjak kecil beliau sudah menyukai laku tirakat, seperti puasa dan laku lainnya. Sejalan dengan kegemaran tirakatnya itu, sikapnya pun mulai berubah. Ia mulai bisa membawa diri dan menempatkan perasaan serta menyadari keberadaannya.
RM. Imam Koesoepangat Masuk Persaudaraan Setia Hati Terate
RM. Imam Koesoepangat merupakan sosok yang mempunyai keingin tahuan sangat besar, terlebih keingin tahuannya kepada ilmu kanuragan dan kebathinan. Didorong oleh kuatnya keingin tahuan beliau itu, maka saat beliau berusia 16 tahun, saat itu beliau bersekolah di tingkat SLTP, yakni di SMP 2 Madiun, beliau mulai belajar Pencak Silat dibawah bendera Persaudaraan Setia Hati Terate.
RM. Imam Koesoepangat dilatih oleh Pak Irsad, yang mana merupakan murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate. Beliau RM. Imam Koesoepangat berhasil menyelesaikan latihan Pedidikan Pencak Silatnya selang lima tahun berikutnya, yaitu tahun 1959 pada saat beliau sudah tamat dari SMA Nasional Madiun dan berhak menyandang gelar Pendekar Tingkat I Persaudaraan Setia Hati Terate.
RM. Imam Koesoepangat, sang Pandhita Wesi Kuning
Semasa hidupnya, RM. Imam Koesoepangat dijuluki dengan julukan Pandhita Wesi Kuning. Tapi, sebenarnya apa pengertian dari Pandhita Wesi Kuning itu? kenapa beliau mendapatkan julukan demikian?
RM. Imam Koesoepangat dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dan tidak mempunyai istilah menyerah dalam menghadapi tantangan. Pola hidupnya sederhana, meskipun ia sendiri dilahirkan dari keluarga keturunan darah biru yang bermartabat, penerus trah kusumah rembesing madu amaratapa wijiling handanawarih. Beliau juga sosok yang dikenal teguh dalam pendirian dan sepenuhnya mengabdikan diri pada sesama.
Suatu ketika RM. Imam Koesoepangat diberi dua pertanyaan..
Pertama, siapakah orang yang paling dia cintai didunia ini? maka dengan tegas beliau menjawab "IBU".
Kedua, Organisasi apakah yang paling dia cintai? maka beliau menjawab pula dengan tegas "Persaudaraan Setia Hati Terate".
Kedua jawaban dari dua pertanyaan tersebut tidak hanya menjadi omong kosong belaka, karena terbukti dengan hampir seluruh hidup RM. Imam Koesoepangat diabdikan sepenuhnya kepada Ibunda beliau sebagai sosok yang selalu berjasa bagi hidupnya dan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate sebagai tempat dimana beliau menemukan jati diri dan juga sebagai sarana bagi beliau untuk membaktikan dirinya kepada sesama.
Dari keluhuran-keluhuran budi dan perilaku beliaulah kemudian beliau dijuluki dengan sebutan Pandhita Wesi Kuning. Yang konon julukan ini mengacu pada warna wesi kuning sebagai senjata kedewataan yang melambangkan ketegaran, kesaktian, kewibawaan sekaligus keluhuran. Sedangkan dalam kamus Bahasa Jawa, kata Pandhita memiliki arti guru dalam ilmu kesempurnaan hidup.
Sungguh sangat banyak sekali pelajaran hidup yang bisa diambil dari sosok RM. Imam Koesoepangat ini, semoga jasa-jasa beliau mendapatkan imbalan pahala yang tak terhingga nilainya dan semoga beliau ditempatkan ditempat yang mulia disisi Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.
Referensi dari : shterate.or.id
0 komentar