Berita
Memuat...
,

Wisuda PSHT Berakhir Bentrok, Satu Pendekar Tewas

MOJOKERTO - Agenda wisuda anggota Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Mojokerto tahun 2016 di Balai Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (15/10) malam berakhir bentrok. Selain mengakibatkan warga terluka, juga ada pesilat yang tewas.

Dwi Cahyono, 19, warga Dusun Magersari, Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto diketahui meninggal dunia setelah dirawat selama kurang lebih 18 jam di Rumah Sakit (RS) Citra Medika, Kecamatan Tarik, Sidoarjo.


Pendekar PSHT Tewas Setelah Bentrok Dengan Warga DI Mojokerto

Korban diduga kuat tewas setelah terlibat bentrok dengan warga saat iring-iringan konvoi melintas di simpang empat Desa kupang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Dari informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Mojokerto, sebelum meninggal dunia korban sempat mengalami fase kritis saat dibawa ke rumah sakit.

Dari catatan medis, luka cukup serius di bagian kepala, utamanya di daerah wajah dengan kondisi patah tulang multiple yang justru diderita korban. Hingga akhirnya nyawanya tak tertolong setelah mengalami pendarahan hebat tak bisa dijangkau tim medis yang menangani pada pukul 18.00.

Dari catatan tersebut, dimungkinkan korban mengalami kekerasan fisik oleh benda tumpul yang menghujam wajahnya hingga korban tak sadarkan diri. Itu membuktikan ada dugaan kuat penganiayaan yang dialami.

Berdasarkan informasi yang ada, konvoi kendaraan anggota PSHT memang sempat mendapat hadangan dari warga saat akan melintasi simpang empat Kupang, Kecamatan Jetis pada Minggu dini hari kemarin pukul 02.00.

Saat itu, barisan depan sempat terlibat bentrok dengan warga hingga hujaman batu dan kayu tak terelakkan. Dugaan kuat korban mengalami kekerasan di kawasan tersebut saat akan menuju kampung halamannya dari prosesi pengesahan anggota baru di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet.

Melihat kondisi semakin buruk, petugas dari Polsek Jetis dan Polresta Mojokerto lantas menghalau iring-ringan rombongan kendaraan PSHT yang akan menuju Lamongan melintasi Dawarblandong dengan memutar arah melintasi Kecamatan Gedeg menuju Kecamatan Kemlagi.

Menanggapi situasi malam itu, Kasatreskrim Polresta Mojokerto AKP Andria Diana Putra membenarkan jika korban memang ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di lokasi kejadian.

Namun pihaknya belum dapat memastikan jika korban terlibat dalam situasi konflik yang terjadi. ’’Belum, kita masih dalami hasil temuan di lokasi. Tapi kemungkinan korban terluka karena terlibat kecelakaan,’’ katanya.

Pernyataan itu berdasarkan bukti awal dari motor dan baju korban yang diduga korban justru terlibat kecelakaan, bukan tawuran atau terlibat bentrok. Namun demikian, pihaknya masih terus mengusut kebenaran kabar itu dengan bukti lain.

Seperti rekaman CCTV yang terpasang di salah satu sudut toko di sekitar lokasi yang mendapati adanya bentrokan. ’’Masih kita dalami kasus itu. Apakah benar kecelakaan murni atau karena memang terlibat kekerasan. CCTV juga masih kita periksa. Jadi belum ada kesimpulannya,’’ pungkasnya.


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

0 komentar

Auto Ping