Berita
Memuat...
,

Peringatan Tujuh Hari Meninggalnya Anggota SH Terate, 1.200 Personil Polisi Disiagakan

Jelang peringatan tujuh hari meninggalnya anggota Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Dwi Cahyono, Polres Mojokerto Kota siaga satu. Sebanyak 1.200 personil tersebut disiagakan di sejumlah titik rawan untuk mengantisipasi berkumpulnya simpatisan PSHT dari luar wilayah Mojokerto.


Kabag Ops Polres Mojokerto Kota, Kompol Devid Subagyo mengatakan, siaga satu dimulai sejak, Kamis (20/10/2016) hari ini. "Polres Mojokerto siaga satu mulai hari ini, jadi semua kekuatan disiagakan untuk melakukan patroli skala besar. Setiap kendaraan yang masuk wilayah Mojokerto akan dihentikan dan diperiksa dengan sasaran sajam dan orang yang dicurigai," ungkapnya.

Personil Polisi Siaga Mengamankan Peringatan 7 Hari Meninggalnya Dwi Cahyono

1.200 Personil Polisi Disiagakan Dalam Peringatan 7 Hari Meninggalnya Dwi Cahyono

Masih kata Kabag Ops, saat ini sudah ada satu kompi anggota Brimob Madiun yang disiagakan di Polres Mojokerto Kota. Satu kompi anggota Brimob Kediri dibagi tiga, Kabag Ops menjelaskan, jika masing-masing yakni satu pleton disiagakan di wilayah perbatasan Simongagrek, Dawarbladong - Mantup, Lamongan, satu pleton di Polsek Dawarblandong dan satu pleton di Polsek Jetis.

"Untuk besok dan Sabtu karena pihak keluarga menggelar tujuh hari pada Sabtu, kita di back up satu kompi plus dari anggota Polres Mojokerto beserta perlengkapan dan mobil water cannon yang disiagakan di Polsek Dawarblandong untuk mempermudah pergerakan. Kita juga akan di back up masing-masing satu kompi dari anggota Polsek Gresik, Jombang, Lamongan dan Bojonegoro," jelasnya.

Kabag Ops menambahkan, ada 11 titik rawan yang ada di empat polsek utara sungai yakni Polsek Jetis, Polsek Kemlagi, Polsek Gedeg dan Polsek Dawarblandong. Sebanyak 11 titik rawan tersebut meliputi diantaranya lokasi bentrok di Desa Kupang, Kecamatan Jetis, lokasi pengrusakan di Desa Pulorejo dan rumah duka di Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong serta wilayah perbatasan Jombang, Gresik dan Lamongan.

"Tidak hanya dua polsek yang menjadi lokasi bentrok, pengrusakan dan rumah duka saja tapi juga wilayah perbatasan yang masuk di dua wilayah hukum Polsek Gedeg dan Polsek Kemlagi. Penarikan anggota tersebut melihat perkembangan situasi di lapangan," tuturnya.

Sementara itu, Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Nyoman Budiarja menambahkan, ribuan personil tersebut akan disiagakan di wilayah perbatasan dan spot-spot yang punya kerawanan dari luar dengan melakukan penyekatan dari luar. "Pengembangan di lapangan, anggota sudah paham. Jika ada yang dicurigai akan dihentikan. Semua ada kemungkinan, anggota ditaruh untuk menghentikan dan mempelajari pergerakan mereka yang cenderung berkelompok," tambahnya.

Masih kata Kapolresta, jika ada masyarakat yang masuk ke Mojokerto yang dicurigai datang secara berkelompok maka dihimbau untuk kembali. Selain di wilayah perbatasan, fokus pengamanan yakni di Cinandang, Pulorejo dan Temuireng, Kecamatan Dawarblandong serta Kupang, Kecamatan Jetis. Yakni dengan pengaturan anggota, jangan sampai jika ada jumlah massa banyak berbenturan dengan masyarakat.

"Ancaman apa saja, kita belum bisa bicara karena PSHT merupakan organisasi besar dan ada di mana-mana. Daripada kecolongan, maka kita lakukan langkah antisipasi dengan melakukan penjagaan. Semua personil disiagakan selain di titik rawan tersebut, para personil juga disiagakan di Mapolres Mojokerto Kota, tiap pos, on call dan ditempatkan statis," tegasnya.[tin/kun]

Sumber: beritajatim

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

0 komentar

Auto Ping