Berita
Memuat...
, ,

Belajar Ilmu Kehidupan Dari Bunga Terate

Lambang suatu organisasi, komunitas ataupun perguruan sekalipun merupakan suatu penggambaran dari isi ataupun ajaran yang ada didalamnya. Seperti halnya Persaudaraan Setia Hati Terate, yang berlambang Bunga Terate.

Dalam benak orang umum, seperti dulu ketika saya baru belajar dan mengikuti latihan di PSHT ... mendengar dan melihat kalau Bunga Terate merupakan lambang dari PSHT merasa sepertinya remeh dan lucu. Karena sepertinya sangat tidak cocok apalagi nyambung, "organisasi Pencak Silat kok lambangnya bunga", begitu mikirnya.

Tapi ternyata, seperti yang saya tulis didepan, bahwa lambang suatu organisasi merupakan suatu penggambaran tentang isi dan ajaran organisasi tersebut, dan begitu juga dengan SH Terate.

Tentulah para Sesepuh Pendiri SH Terate tidak sembarangan dan asal dalam menjadikan Bunga Terate sebagai simbol organisasi ini. Dan mungkin juga, salah satu dari alasan kenapa diambil Bunga Terate sebagai simbol adalah karena dari Bunga Terate manusia dapat belajar banyak hal.

Belajar Dari Bunga Terate
Belajar Dari Bunga Terate

Belajar Dari Bunga Terate


Tangkai Bunga Terate

Disampaikan oleh Ir. RB Wijono pada acara Rapat Kerja Pengurus SH Terate Pusat Madiun di Solo (Bersumber dari Lawupos.net).

Sebut misalnya, pelajaran yang bisa digali dari tangkai bunga terate. Menurut Mas Wie, panggilan akrab RB Wijono, bunga terate bisa beradaptasi dengan lingkungan, bahkan lingkungan liar sekalipun, seperti di danau di tengah hutan, karena berdaun lebar, bertangkai panjang dan fleksibel.

Manakala air pasang dan membanjir, tangkai bunga terate bisa meliuk liuk, menghindar dari terpaan arus. Sebagai bagian dari proses kehidupan bunga, tangkai terate setia mempertahankan keutuhan penampang daun agar tetap bertahan pada posisinya. Dan dengan kelenturan yang dimiliki, ia mampu mengarus arah air (ngili banyu), tapi tidak terseret arus, bahkan tidak tenggelam.

Format panjang dan kelenturan tangkai terate ini, menurut Mas Wie, bermakna, warga SH Terate harus arif dalam menyikapi situasi yang sedang berkembang di lingkungannya, fleksibel, santun dan sabar. Dalam kondisi seliar dan sedahsyat apa pun, ia mampu bertahan dengan liukan yang indah dan tidak terseret deras arus perubahan. Pun tidak mudah patah (mutung, ceklek atine).

Prinsipnya kokoh bertahan pada akar, karena ia sadar dan mengerti bahwa tugas utamanya adalah menjaga penampang daun dari terpaan alam, tanpa harus meninggalkan akarnya, agar penampang daun itu tetap bertahan pada posisisnya, menyerap sinar matahari, menjalani fotosintesis, dan pada saat yang ditentukan menumbuhkan kuncup bunga nan indah, apalagi saat klopaknya mekar dengan sempurna.

Begitupun saat air surut dan terate harus hidup di lumpur yang kotor, hitam dan berbau. Tangkai terate yang panjang dan lentur, mampu mempertahankan penampang daun agar tidak tenggelam dalam lumpur. Bahkan penampang daunnya yang lebar tetap terlihat bersih sekalipun hidup di atas lumpur. Setia penampang daun itu menjalani tugasnya, menyerap karbon dioksida, menyerap sinar matahari, berproses dalam fotosintesis, hingga pada saatnya, mampu menumbuhkan kuncup bunga nan indah dalam tiga dimensi. Yakni, kuncup, setengah mekar dan mekar.

Amati, klopak bunga terate mekar dalam ritme keindahan, nyaris tak ternoda. Padahal, akar-akarnya menancap kokoh di dalam lumpur. Tangkainya, setia mempertahankan penampang daun, meski harus bergulat dengan lumpur hitam, kontor dan berbau.

Menurut Mas Wie, terdapat pelajaran yang bisa diambil dari situ. Yakni, sekalipun warga SH Terate hidup dalam lingkungan heterogen, bahkan lingkungan yang keras, kumuh, kasar dan licik sekalipun, ia tidak mudah larut dan tenggelam dalam lingkungannya. Jiwanya kokoh untuk mempertahankan nilai nilai keluhuran budi dan mampu menepis segala bentuk pengaruh jelek yang menyebabkan distorsi moralitas.

Sebagaimana tangkai terate yang tengah hidup dalam lumpur hitam, warga SH Terate tetap kokoh bertumpu pada akarnya, dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya (cedhak datan senggolan, mencala putra mencala putri). Lagi, sekalipun hidup di lingkungan yang keras, kumuh, kasar dan licik sekalipun, warga SH Terate, tidak tenggelam larut di dalamnya. Tapi justru bisa memberikan nuansa keindahan, kedamaian, dan magnit keluhuran budi, seindah klopak terate manakala tengah mekar dengan sempurna.

Tak hanya itu, selain panjang, lentur dan fleksibel, tangkai terate juga kosong, hingga mampu mengembang saat air banjir dan mampu bertahan di permukaan lumpur saat air surut. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari tangkai terate yang kosong itu? tugas kita adalah mencari tahu hal itu.

Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari Bunga Terate. Dan pada artikel ini, hanya mengambil pelajaran dari bagian tangkainya saja. Tentunya, akan sangatdalam dan luas lagi jika kita mengambil dari keseluruhan bagian Bunga Terate.

Salam Persaudaraan.


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

2 komentar

Auto Ping