Berita
Memuat...
, , ,

Sejarah PSHT : Riwayat Singkat Ki Ngabehi Ageng Soerodiwirjo (Eyang Suro)

Sejarah PSHT merupakan sesuatu yang sangat perlu diketahui oleh para Warganya. Kenapa demikian? karena dari sejarah PSHT itu Warga PSHT bisa belajar, bisa mengenal dan mulai mencintai. Sehingga tertanam dalam hati ingin selalu mempertahankan, menjaga dan melestarikan Organisasi tercinta.

Sejarah PSHT tidak bisa lepas dari sosok Ki Ngabehi Ageng Soerodiwirjo. Semua Warga SH Terate pasti sangat tahu Siapa itu Ki Ngabehi Ageng Soerodiwirjo (Eyang Suro). Ya, beliau merupakan sosok yang menciptakan Pencak Silat aliran Setia Hati.

Menurut sejarah yang beredar baik dari literatur yang ada maupun berdasarkan keterangan dari para sesepuh, Eyang Suro mempunya perjalanan yang panjang sebelum menciptakan Setia Hati.

Pengalaman beliau didunia persilatan sangatlah luas dan dalam. Hal ini bisa diketahui dari keterangan bahwa banyak sekali aliran Pencak Silat yang beliau pelajari dari berbagai daerah dipenjuru Nusantara. Beliau merupakan awal sejarah PSHT dimulai ...

Silakan baca juga Riwayat Ki Hadjar Hardjo Oetomo

Riwayat Singkat Eyang Suro, Sang "Pencipta Setia Hati"

Riwayat Ki Ageng Surodiwiryo, Pendiri SH

Masa Sebelum Tahun 1900 an

Ki Ngabehi Ageng Soerodiwirdjo (Eyang Suro) mempunyai nama kecil Muhamad Masdan. Beliau lahir pada tahun 1876 di Surabaya. Beliau merupakan putra sulung dari Ki Ngabei Soeromihardjo yang kala itu menjadi mantri cacar di daerah ngimbang kabupaten Jombang. Ayahanda Beliau adalah saudara sepupu RAA Soeronegoro, Bupati Kediri pada saat itu.

Pada usia 14 tahun, kira-kira tahun 1890 beliau lulus dari Sekolah Rakyat (SR), sama seperti SD jaman sekarang. Kemudian diambil putra oleh pamanya yang bernama wedono di daerah Wonokromo.

Setahun setelahnya yaitu tepat berusia 15 tahun beliau ikut seorang kontrolir belanda dan dipekerjakan (magang) sebagai juru tulis.

Pada usia yang relatif masih muda Ki Ageng Soerodiwirdjo mengaji di pondok pesantren tebu ireng jombang, dan disini lah beliau belajar pencak silat.

Di tahun berikutnya, beliau pindah ke bandung tepatnya di parahyangan. Dan di daerah ini beliau berksempatan menambah kepandaian ilmu pencak silatnya.

Ki Ageng Soerodiwirdjo adalah seorang yang berbakat, berkemauan keras dan dapat berfikir cepat serta dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan. Pencak silat yang di ikuti didaerah Bandung (Jawa Barat) ini antara lain :
  • Cimande
  • Cikalong
  • Cibaduyut
  • Ciampea
  • Sumedangan
Tahun 1893 beliau pindah ke jakarta. Meskipun di kota betawi ini hanya satu tahun, tetapi beliau dapat mempergunakan waktunya untuk menambah pengetahuan dalam belajar pencak silat yaitu. Antara lain :
  • Betawian
  • Kwitangan
  • Monyetan
  • Toya
Pada tahun 1894, Ki Ageng Soerodiwirdjo pindah ke bengkulu karena pada saat itu orang yang di ikutinya (orang belanda) pindah kesana. Di bengkulu permainanya sama dengan di jawa barat.

Enam bulan kemudian pindah ke padang. Di daerah ini beliau juga memperdalam dan menambah pengetahuannya tentang dunia pencak silat. Permainan yang diperolehnya antara lain :
  • minangkabau
  • Permainan padang Pariaman
  • Permainan padang Sidempoan
  • Permainan padang Panjang
  • Permainan padang Pesur / padang baru
  • Permainan padang sikante
  • Permainan padang alai
  • Permainan padang partaikan

Permainan yang di dapat dari bukit tinggi yakni :
  • Permainan Orang lawah
  • Permainan lintang
  • Permainan solok
  • Permainan singkarak
  • Permainan sipei
  • Permainan paya punggung
  • Permainan katak gadang
  • Permainan air bangis
  • Permainan tariakan
Dari daerah tersebut salah satu gurunya adalah Datuk Rajo Batuah yang mengajarkan beliau ilmu-ilmu kerokhanian.

Pada tahun 1898 beliau melanjutkan perantuanya ke Banda Aceh. Di tempat ini Ki Ageng Soerodiwirdjo berguru kepada beberapa guru pencak silat, diantaranya Tengku Achmad Mulia Ibrahim, Gusti kenongo mangga tengah dan Cik bedoyo. Dan dari sini beliau mempelajari Permainan Pencak Silat seperti:
  • Permainan aceh pantai
  • Permainan kucingan
  • Permainan bengai lancam
  • Permainan simpangan
  • Permainan turutung

Masa Setelah Tahun 1900 an

Pada tahun 1902 Ki Ageng Soerodiwirdjo kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota polisi dengan pangkat mayor polisi.

Tahun 1903 di daerah tambak Gringsing untuk pertama kali Ki Ageng Soerodiwirdjo mendirikan perkumpulan Pencak Silat yang mula-mula diberi nama "SEDULUR TUNGGAL KECER" dan permainan pencak silatnya bernama "JOYO GENDELO".

Pada usia 29 tahun, kira-kira pada tahun 1905 beliau menikah dengan ibu Sarijati di surabaya. Dan dari pernikahannya ini beliau dianugrahi 3 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Namun semuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil.

Pada tahun 1917 nama tersebut berubah, dan berdirilah Pencak Silat PERSAUDARAAN SETIA HATI (SH), yang berpusat di Madiun.

Beliau mendirikan Perkumpulan tersebut dengan salah satu tujuannya adalah untuk mengumpulkan dan menyatukan orang-orang pada masa itu. Dengan harapan supaya mereka mempunyai rasa Persaudaraan dan kepribadian Nasional yang kuat, karena pada saat itu Indonesia sedang di jajah oleh bangsa Belanda.

Ki Ageng Soerodiwirdjo wafat pada tahun 1944 hari jum`at legi tanggal 10 Nopember tepat berusia 68 tahun. Kemudian dimakamkan di Desa Winongo, Madiun.

Itulah Riwayat Singkat Ki Ngabehi Ageng Soerodiwirjo (Eyang Suro). Mohon maaf jika ada kekeliruan.

Salam Persaudaraan.


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

0 komentar

Auto Ping